Malang, Patwal – Kehadiran Yayasan 17 Oktober Indonesia resmi diperkenalkan kepada warga Kota Malang melalui acara Majelis Sholawat Burdah yang berlangsung penuh khidmat pada Rabu malam, 18 Juni 2025. Dalam kegiatan tersebut, yayasan yang berlandaskan nilai sosial dan kemanusiaan ini mendapat sambutan hangat serta doa dari para ulama dan tokoh agama lintas latar belakang.
Sekretaris Yayasan, Syahrul Mokhtar Afandi, menjelaskan bahwa yayasan ini didirikan untuk membawa manfaat bagi masyarakat secara luas, tanpa membedakan agama atau suku.
“Kami berdiri dengan prinsip rahmatan lil’alamin dan ingin menjangkau seluruh kalangan, baik yang beragama Islam maupun non-Muslim. Fokus utama kami meliputi kegiatan sosial, kemanusiaan, dan keagamaan,” terangnya.
Dalam waktu dekat, yayasan ini akan mengawali program-program sosialnya, seperti kunjungan ke panti asuhan, pemberian bantuan kepada rumah ibadah lintas agama, serta mendukung ketahanan pangan masyarakat.
“Insyaallah awal bulan depan kami akan langsung turun ke wilayah Kabupaten Malang untuk mendistribusikan bantuan pupuk kepada petani dalam rangka mendukung program ketahanan pangan,” tambah Syahrul.
Tidak hanya peduli terhadap isu lokal, Yayasan 17 Oktober Indonesia juga menunjukkan solidaritas terhadap isu kemanusiaan internasional, khususnya konflik yang terjadi di Palestina dan kawasan Timur Tengah.
“Kami turut mendoakan keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Prinsip rahmatan lil’alamin kami wujudkan melalui penyebaran kasih sayang dan doa lintas batas,” lanjutnya.
Dukungan terhadap misi kemanusiaan yayasan juga datang dari Pimpinan Majelis Burdah, Syarif Muhammad Tibiyan. Ia menegaskan bahwa esensi dari ajaran Rasulullah SAW adalah menebarkan cinta kasih kepada seluruh makhluk.
“Nabi Muhammad diutus bukan hanya untuk mengislamkan umat manusia, tetapi untuk menyebarkan kasih sayang kepada seluruh alam semesta—termasuk manusia, hewan, bahkan batu sekalipun,” jelasnya.
Syarif juga menekankan bahwa nilai kemanusiaan harus menjadi landasan utama dalam beragama.
“Berbuat baik tak perlu melihat agamanya, bahkan tak perlu dicari dalilnya. Kalau seseorang beragama tapi tidak menjunjung kemanusiaan, itu bisa berbahaya. Maka, kedepankan kemanusiaan sebelum bicara soal agama,” tegasnya.
Sebagai wujud nyata kepedulian sosial, dalam acara tersebut Yayasan 17 Oktober Indonesia juga menyalurkan sedekah berupa 5 kilogram beras untuk 50 jamaah Majelis Burdah yang hadir malam itu